Cinta Sejati
Hari demi
hari telah berlalu, kehidupanku telah berubah semenjak aku diteruma di SMA.
Yah, memang tak begitu jauh berbeda dengan SMP. Tapi sealu ada yang mengganjal
di hatisemenjak kumenapakkan kakiku di kehidupan yang baru ini.
Memang awalnya
begitu menyenangkan. Tetapi setelah kuhabiskan dua bulan disana, aku merasakan
beban yang cukup berat. Jika saat SMP aku masih bisa melarikan diri dari
masalah, tapi kali ini tak ada satupun kesempatan untukku berlari.
Seperti
halnya tumor yang menggerogoti tubuh inangnya, beban ini menggerogoti hatiku
yang begitu lemah. Ya, hatiku sedang mengalami problematika yang tidak semua
orang bisa memahaminya. Mungkin terlihat sama, tetapi aku bisa pastikan bahwa
ini sungguh berbeda.
Ini begitu
berbeda karena aku seorang laki-laki. Jika kebanyakan laki-laki akan dengan
mudah melupakan cinta yang pernah mereka rasakan, sedang aku sama sekali tidak
bisa. Itulah kenapa diriku selalu berlarut-larut pada masalah ini karena aku
tidak bisa melupakannya. Apa mungkin karena cinta yang mereka rasakan
sebenarnya adalah nafsu atau suka untuk sesaat?
Cinta,
sebuah kata sederhana yang telah merubahku menjadi seperti ini. Lucu sekali,
cinta selalu memberikan kesan kebahagiaan kepada orang-orang kebanyakan. Tapi
untukku, sepertinya sangat sulit untuk mewujudkan kebahagiaan itu.
Jika
cinta adalah kebahagiaan, maka bagiku cinta adalah kesedihan. Jika cinta
terasa begitu hangat, maka bagiku cinta itu terasa begitu dingin. Walau begitu,
aku akan tetap berusaha untuk mengubahnya menjadi kebahagiaan walau hampir
tidak mungkin untuk kulakukan.
Hidup memang
tak selalu seperti fairy tale. Hidup memang tak semulus kisah cinta Romeo
and Juliet. Halang rintang penuh liku akan selalu menghadang dirikiu yang
sedang mencari sebuah cinta sejati. Tapi aku yakin, rasa bahagia penuh
kehangatan akan menantiku saat diriku telah mencapainya nanti. Maka dari itu,
aku akan tetap berjuang hingga ia menjadi milikku sepenuhnya walau harus
kukorbankan semua untuknya.
ing� &
a P�� �o� o-bookmark:_GoBack'>Cinta..
Takpeduli lagi caci maki
Hanya kamu yang di hati
Selalu kamu yang kunanti